Secangkir teh mengepulkan uapnya.
Kali ini aku yang menggantikanmu menyesapnya.
Aku putar radio, alih alih playlist yang biasa kita dengar berdua.
Ah, sialan.
Bahkan radiopun sedang senang senangnya memutarkan lagu yang biasa kau nyanyikan untukku.
Pagiini teralu sendu.
Gerimis aku jadikan alasan untuk tidak pergi membeli sarapan.
Perihal kamu yang sudah tidak lagi menemaniku untuk sarapan, sengaja aku acuhkan.
Sesapan terakhir untuk teh pagi ini.
Bersamaan dengan pesan singkatmu yang masuk ke handphoneku.
“selamat pagi, sayang. Selamat beraktivitas. Jangan lupa sarapan!”
Gerimis mereda.
Sekarang aku mengerti.
Kenapa kau selalu suka pada tiap cangkir teh yang aku seduhkan untukmu setiap pagi.
0 comment:
Post a Comment