Wednesday, March 28, 2018

membela Dilan




baru saja kemarin saya menonton Dilan, 1990.
tentu saja, bajakan. saya tau saya salah.
tapi bukan itu yang ingin saya bahas.

dan sudah lama saya membaca ketiga novel Pidi Baiq yang fenomenal itu.
hmm, mungkin karena bukan genre terfavorit bagi saya, jadi saya menilai ketiga buku itu hanya "Bagus" saja. dan untuk film Dilan 1990, menurut saya terlalu kaku. pemerannya, serta dialog dialognya. saya jauh lebih menikmati novelnya.

banyak orang bilang soal Dilan yang tukang gombal. dan saya tidak setuju.
Dilan saat itu berusia 16 atau 17 tahun. dan begitupun Milea.
kalau Dilan memang tukang gombal, sudah pasti Susi dan fans fans Dilan lainnya, akan juga ia gombali. bukan hanya Milea.

Dilan digambarkan sebagai sosok yang romantis, puitis dan ceria. ekspresif dan berani mengungkapkan. sehingga, apa yang diungkapkannya adalah natural ekspresi hatinya.

pernahkah kalian merasa sungguh sungguh mencintai seseorang, like really nobody else. s/he is the only one.
saya pernah. perasaan itu sangat indah. dan sangat bodoh.
ya, benar. sangat bodoh. tapi sangat indah. bahkan untuk sekedar dikenang hingga saat ini.

Dilan, saat itu sedang merasakannya, dan ia mengungkapkannya.
hanya karena karakter Dilan yang pandai mengungkapkan perasaannya, bukan berati lantas ia adalah tukang gombal. tidak. ia hanya jujur kepada Milea. dan terhadap dirinya sendiri.

bagi kalian yang seperti saya dan Milea, pernah merasakan hal hal manis itu, selamat, kamu beruntung karena tidak semua orang pernah dicintai seperti Mila dicintai oleh Dilan. Kenanglah, tapi jangan kau hidup dalam kenangan.


salam.


P.S: saya jauh lebih suka film Posesif daripada Dilan, 1990.

Sunday, March 25, 2018

-

sebab masing masing dari kita

sudah memiliki

kekecewaan tersendiri

terhadap satu

dengan

lainnya.

Friday, March 23, 2018

-

Kau Bilang
Aku Berharga.

Tapi Barang Lima Menit
Tak Kau
Sempatkan

Menyapa Nama

Dan
Kau Lupa,

Esok Sudah Tiada