Saturday, December 27, 2014

bisakah kamu aku bawa ke sini?

sepi.
bisakah kamu aku bawa kesini?
malam ini saja tanpa perantara
sehingga aku bisa merasai jemarimu
dan pundakmu aku jadikan tempat terlelap sekejap saja
atau mungkin sesekali aku bisa mendapat usapan ringan pada rambutku
malam ini biarkan aku merasa senyaman itu
dalam dekapmu,
agar sejenak bisa aku tumpahkan apa apa yang ada di kepalaku
dan aku merasa tenang,
cukup tenang untuk terlelap hingga malam menjemput paginya.

Saturday, December 20, 2014

selepas makan siang

satu senyum.
saat aku menemuimu siang tadi, selepas jam makan siang.
akurasa itu karena kamu sudah makan siang,
sehingga matamu begitu cerah menyambut sapaanku.
ataukah memang sinar matamu sebegitu cerianya?
sungguh,
dalam senyummu selalu bisa membuatku menduga-duga.
ataukah hanya ketika sedang bercakap padaku sinar matamu ceria?
ah, bukan!
kamu hanya sudah makan siang!

Sunday, December 14, 2014

adalah aku

adalah aku,
yang meniupi lilin ulangtaun dengan doa didalamya tentang kebahagiaanmu

adalah aku,
yang mengharap hadirnya senyummu saat esok pagiku tiba

adalah aku,
yang menghadiri tiap tiap candaan orang lain yang terdapat namamu didalamnya

adalah aku,
yang sekaligus berharap untuk tidak berada dalam garis lingkarmu lagi

Tuesday, December 9, 2014

humor hidup

kau kira sedang bercanda?
datang dan menari diatas awan selaksa pelangi
namun tiadapun sedikit titik hujan dibawahmu.

kau kira ini gurauan?
membentuk bayangan dalam tirai tirai beludru
yang bahkan tidak ada satu cahayapun bisa menembus ketebalannya

kau kira hatiku kotak kosong?
kau ketuk berkali kali
tapi sosokmu berada di tempat yang tidak pernah bisa aku jangkau

kau kira hidup sebercanda itukah?

Sunday, December 7, 2014

janji

mengenai janji.
semakin lama rasanya aku semakin membenci kata itu
baik yang diucap orang lain untukku ataupun yang sepat aku ucapkan untuk orang lain

janji.
seakin aku mengerti mengapa orang dewasa tidak pernah mau menjanjikan apa apa
semakin aku sadar bahwa keadaan dan kondisi selalu akan berbeda pada tiap tiap harinya
sehingga sebuah janji akan semakin sulit untuk ditepati

janji.
sesakral itulah memang.
tentang apa yang pernah aku ucap dan tentang apa yang pernah orang lain ucapkan.

ya,
keadaan selalu meruntuhkan segalanya.
meruntukhan janji seseorang kepadaku,
yang membuat aku harus mempertahankan janjiku seorang diri
hingga ketika aku sadar, adalah sebuah kebodohan.
dan akupun melupakan janji yang pernah aku ucap
karna keadaan, sekali lagi.

janji.
sekuat apakah kamu nanti mau memberiku janji?
sekeras apakah kamu nanti bisa memperjuangkanku sebuah janji?

tentang janji.
aku belum bisa mempercayai apa apa tentang janji.
kepada siapa, ataukah teruntuk siapa.

Friday, December 5, 2014

tentang langit, matahari, angan, dan janji

sempat aku kira diriku mati
terkubur jauh dibawah janji janji yang patah

sepertinya aku merasa nafasku sesekali tersengal
untuk sesekali mencoba melompat
lagi dan lagi

pada puing janji yang telah aku tinggalkan,
kali ini aku coba untuk merangkainya lagi
bukan sebagai tongkat penegak jalanku lagi,
tapi sebagai batu pijakan,
agar aku dapat menggapai langit lebih dekat.

sementara serpihan itu ada dibawah kakiku,
aku menengadah pada matahari.
semakin aku mendekati langit,
semakin pula ia membakar kulitku.

dan ketika suatu saat nanti aku mulai berhenti menjangkaukan tanganku kepada langit,
ketika kepalaku mulai tertunduk sekali lagi terhadap keputus asaan,
dan patahan patahan janji janji dibawah kakikulah yang akan menjadikan aku mau mengelap peluhku sendiri dan tetap menggapai angan.
walau anganku masih sejauh langit.

Thursday, December 4, 2014

kemeja kotak kecil

ditengah laporanku yang menumpuk,
aku,
hanya ingin menyempatkan menulis
menyampaikan kekagumanku akan kamu siang tadi
dengan kemeja kotak kecilmu
dan juga dengan senyum semanis cherry

tetaplah semenawan itu
dan tetaplah tersenyum semanis itu