Wednesday, October 26, 2016

the cost of love

"how much can u give ur love to someone?"
"as much as my heart breaks if s/he's gone.."

Saturday, October 22, 2016

sepucuk surat yang tidak akan aku kirimkan (2)

hai lagi yang (masih) aku suka.

kukira salamku kurang menyenangkan ya?
baiklah aku ulang lagi,

halo, sayang :)
jgn bosan membaca surat suratku. meskipun hanya tumpukan aksara rindu.

kukira hidupmu menyenangkan ada atau tanpa aku. bukankah begitu?
hahaha. aku senang kamu menikmati hari disana.
menonton banyak film tanpa ada yang mengganggumu meminta dibelikan esteh malam malam. atau yang tibatiba menyusahkanmu karna kelaparan tengah malam.

ah tenang saja. menontonlah sampai larut sesekali, aku akan membangunkanmu via telfon esok pagi.
tapi semoga aku juga bangun pagi! hahahaha.

sebab tanpa kamu disini tidak ada yang bisa aku jadikan alasan untuk memulai aktivitas sepagi mungkin.
tanpa kamu, pagi tidak semenarik itu lagi.

kadang aku berfikir, adakah aku diantara alasanmu tersenyum hari ini? atau kemarin? dan besok? pun besok lusa?

ah, sudah pukul 2 pagi.
kukira kapan kapan akan kutulis surat mengenai hariku.
dan bukannya kalimat rindu seperti ini.

baiklah, selamat malam sayang.
selamat istirahat ♡

Friday, October 14, 2016

rindu

bukankan sebuah temu adalah ujung dari segala rindu?
tapi rinduku untukmu tidak akan berharap temu.

kuindahkan sebuah temu adalah sebagai hadiah.
agar tidak terlalu terluka.
karna kodratnya hubungan jarak jauh adalah tidak berjumpa.

kita cukupkan dengan telepon telepon singkat, atau teks teks berkala, atau telepon panjang tengah malam.
untuk sedikit penghibur lara dan berbagi cerita.

kepada kamu aku salamkan rindu.
melalui tulisan ini,
melalui tiap senyum yang tidak kamu saksikan.

Saturday, October 8, 2016

beranjak

kau sudah mengepak segala barangmu, dan menutup resleting kopermu.
menyesap tetes terakhir seduhan teh yang sengaja aku bawakan untukmu.
detik yang berjalan terasa tiga kali lebih cepat dari sewajarnya.

kau mengikat tali sepatumu.
sudah waktunya kau beranjak pergi.
saat ini adalah saat yang paling tepat untuk menangis dipelukmu,
memohon agar kau tinggal disini lebih lama satu hari lagi.

tapi untukmu, aku tidak melakukannya.
kau mendekap tubuhku sejenak, lalu melepaskannya.
karna kau tau, sedetik lebih lama lagi akan membuat aku meneteskan airmataku.
aku tersenyum, lalu kucium tanganmu.
dan melambaikan tanganku padamu yang berlalu.

Saturday, October 1, 2016

Seduhan Teh Pagi

Pagi ini gerimis hadir menggantikan kamu.
Secangkir teh mengepulkan uapnya.
Kali ini aku yang menggantikanmu menyesapnya.
Aku putar radio, alih alih playlist yang biasa kita dengar berdua.
Ah, sialan.
Bahkan radiopun sedang senang senangnya memutarkan lagu yang biasa kau nyanyikan untukku.

Pagiini teralu sendu.
Gerimis aku jadikan alasan untuk tidak pergi membeli sarapan.
Perihal kamu yang sudah tidak lagi menemaniku untuk sarapan, sengaja aku acuhkan.

Sesapan terakhir untuk teh pagi ini.
Bersamaan dengan pesan singkatmu yang masuk ke handphoneku.
“selamat pagi, sayang. Selamat beraktivitas. Jangan lupa sarapan!”

Gerimis mereda.
Sekarang aku mengerti.
Kenapa kau selalu suka pada tiap cangkir teh yang aku seduhkan untukmu setiap pagi.