Friday, December 5, 2014

tentang langit, matahari, angan, dan janji

sempat aku kira diriku mati
terkubur jauh dibawah janji janji yang patah

sepertinya aku merasa nafasku sesekali tersengal
untuk sesekali mencoba melompat
lagi dan lagi

pada puing janji yang telah aku tinggalkan,
kali ini aku coba untuk merangkainya lagi
bukan sebagai tongkat penegak jalanku lagi,
tapi sebagai batu pijakan,
agar aku dapat menggapai langit lebih dekat.

sementara serpihan itu ada dibawah kakiku,
aku menengadah pada matahari.
semakin aku mendekati langit,
semakin pula ia membakar kulitku.

dan ketika suatu saat nanti aku mulai berhenti menjangkaukan tanganku kepada langit,
ketika kepalaku mulai tertunduk sekali lagi terhadap keputus asaan,
dan patahan patahan janji janji dibawah kakikulah yang akan menjadikan aku mau mengelap peluhku sendiri dan tetap menggapai angan.
walau anganku masih sejauh langit.

0 comment:

Post a Comment