Saturday, September 9, 2017

Surabaya

pict: papan direksi di salah satu jalanan Surabaya

dua tahun berlalu dan saya akhirnya menyapa kota Surabaya kembali.
bukan untuk menetap atau singgah. tapi hariitu saya merencanakan sebuah agenda yang harus dibatalkan tibatiba.
agenda-agenda susulan yang dadakan pun secara spontan saya buat dengan teman saya.

siang itu hingga petang, saya menyusur jalanan Surabaya.
dengan cerita cerita masa kecil saya di kota itu, saya mengulas sebagian memori memori itu dalam kepala.

panas terik Surabaya siang itu memberikan kehangatan yang beda.
seakan tubuh merasakan perasaan nyaman yang hadir ketika pulang kerumah.
saya dan kota ini memang tidak memiliki cerita yang pahit.
bagi saya, Surabaya selalu memiliki sebagian dari hati saya yang sudah saya bawa ke berbagai kota.

ya. saya belum move on akan kota Surabaya.
move on bukan berarti berhenti bersua, atau tidak membicarakannya, atau tidak lagi menganggapnya suatu keindahan.
move on adalah ketika hati kita tidak lagi bersisa untuk apapun mengenainya. meskipun kau akan tetap berjumpa, membicarakannya, ataupun mengaguminya, hatimu tidak lagi bergetar untuknya.

dan saya, akan terus menyapa Surabaya dengan cara yang selalu sama seperti dahulu. akan terus membicarakannya, menyombongkan bahwa saya pernah tinggal disana, dan akan tetap mengakui kehangatannya.

malam itu di kota Surabaya.
dengan lampu lampu kota dan bangunan bertingkat tingkat.
saya menyampaikan "sampai jumpa lagi" saya kepada kota Surabaya.
dan tentu saja, dengan sepotong hati saya yang tertinggal di jantung kota itu.



0 comment:

Post a Comment