Thursday, October 5, 2017

eksistensi

dan hanya mengenaimu, aku tak ingin bicara.
aku tak ingin memicu kenangan kenangan terdahulu muncul dan mengendap lagi dikepalaku semalaman ini.
rasanya lebih baik aku menyesap ampas kopi yang sudah dingin dan tinggal berupa padatan didasar gelas.

atau mungkin aku menjadi lebih banyak diam?
sebab bahasan bahasan mengenai lab, sidang, udara yang dingin, gramedia, bioskop dan beberapa hal lainnya juga kuhindari.
karna entah darimana percikan perih akan membuncah di bagian dalam dadaku, dan membuatku sulit bernafas.

tapi tetap saja, melawanmu untuk hadir dalam kepalaku rasanya terlalu mustahil.
dan aku mulai mengganti kopi ku dengan teh yang tidak berampas, meskipun teh mengingatkanku padamu juga.
dan mencoba menikmati saja perihnya.

lalu menertawai diri sendiri, mengenai fakta bahwa hadirmu di isi kepalaku ternyata membuatku sedikit terhibur.

0 comment:

Post a Comment