Wednesday, November 28, 2018

people who re-come to our life

selamat pagi, kawan lama.

"people come and go, as your age getting older"

untuk alasan alasan tertentu, saya bahagia ketika seseorang harus pergi dari hidup saya untuk menjadi lebih bahagia, untuk mencapai citacitanya, utuk mengejar apa apa yang dia mau, dan lain hal yang merupakan hal baik baik.

dan tentu saja, ada alasan alasan tertentu pula yang membuat saya sedih ketika ada seseorang yang harus pergi dari hidup saya. kematian, putus cinta, pindah rumah, dan sebagainya.

saya pernah, ditinggalkan seseorang karna ia ingin dirinya menjadi lebih bahagia, meskipun ia mengatakan bersama saya ia cukup merasa bahagia. kenapa harus menjadi "cukup" kalau kau bisa merasa "lebih" bukan? and i divided into two, in happiness and in sadness. because i loved this person so damn much.

saya kira hal hal itu adalah hal biasa yang terjadi ketika seseorang datang ke dalam hidup kita.

but what about people who re-come to our life?

beberapa minggu lalu saya berjumpa dengan orang yang dulu pernah dekat sekali dengan saya, tapi tidak lagi. ada gejolak dalam dada saya yang mendorong saya untuk marah. entah karna sikapnya kepada saya saat itu atau rekam memori dengannya yang pernah ada terbawa kembali. dan yang saya duga, gejolak marah itu ada karena keduanya.

and all i could do just stayed cool, and i didn't answer a single question he asked properly.
karena saya tau, kalau saya terlalu banyak bicara, maka yang saya ucapkan hanyalah kata kata umpatan dan itu membuat percakapan terus berjalan. so i gave him short unclear answer for every question he asked.

throw back to several months before.
saya berjumpa dengan orang yang dulu pernah dekat sekali dengan saya. tapi tidak lagi. perjumpaan ini membuat saya cukup merasa bersalah dengan pacar saya hingga lebih dari 2 minggu. because i ever loved this person that much.

sejak dia bersiap untuk beranjak dari hidup saya, saya hanya berdoa agar ia benar benar bahagia seperti alasan kenapa dia memutuskan untuk pergi, dan tidak ada sedikitpun saya berdoa untuk kebalikannya.
perjumpaan itu sangat seru, saya merasa seperti berjumpa kembali dengan kawan lama. berbincang soal hidup saat ini dan menertawai kebodohan kebodohan kami di masa lalu dan sebagainya.

hingga bertemu disatu titik dan iapun bertanya dengan sopan "ris. kita ngga akan balikan kan?" aku yakin sesungguhnya ia  punsudah tau jawaban saya, namun kami sama sama tau, jawaban saya hanya untuk meyakinkannya saja. maka dengan yakin dan tertawa kecil saya menjawab "ngga akan."

talked and re-called back our memories was good, sebab masa ketika saya bersamanya memang terasa selalu menyenangkan untuk diingat kembali, tapi tidak untuk dijalani kembali.

saya tidak marah, tidak kesal atau apapun ketika ia bertanya demikian, hanya saja saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi. masa lalu biarlah menjadi lalu. dan saat ini sudah bukan saatnya untuk tidak merangkai masa depan.

bagaimana kita menguasai emosi saat bertemu kembali dengan orang orang yang dulu pernah dekat adalah hal yang sangat penting. keyakian akan apa yang kamu mikili sekarang, dan apa yang sedang kamu jaga sekarang pun akan menguatkan kamu.

sebab kamu harus bertanya kepada dirimu sendiri:
"apakah kamu yakin akan merelakan apa yang sudah kamu bangun saat ini, demi apa yang membuatmu jatuh di masalalu?"

so.. yeah, this is life. people come and go as your age getting older.


p.s. dear pacar, maafin saya...

0 comment:

Post a Comment